ada islam, di dalamnya ada syarat rukun, peraturan hukum, dalam segala
hal, tak hanya cara beribadah, tapi juga bekerja, muamalah, jual beli,
dll, dalam aspek lahiriyah kehidupan, makanya orang jika menjalankan
segala peraturan dan cara hidup itu di namakan orang islam. segala
aturan dan cara penerapannya di namakan sareat, dan hukum di dalamnya di
namakan hukum sareat, islam itu perintah mencari keselamatan, yang
menjakankan segala rukun islam di namakan orang yang menempuh jalan
keselamatan, asal selamat saja, selamat di dunia dan akherat.
ada iman, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan, keteguhan, suasana hati dan segala macam aspek yang berhubungan keyakinan, semua berhubungan dengan batin seseorang, ruhani seseorang, hal ihwal keilmuan di dalamnya di namakan ilmu tasawuf, ilmu yang membentuk suasan hati ruhani, bagaimana teori membersihkan ruhani dari sifat tercela, dan mengganti dengan sifat terpuji.
menjalankan keduanya dalam bersamaan antara islam dan iman, atau sareat hakekat, di namakan ihsan, atau orang yang memperbagus ibadahnya, selalu berharap ibadahnya lebih berkuwalitas dan benar, menjalankan ihsan itu di namakan thoreqoh, tarekat, orang yang menjalankan tarekat di sebut salik, atau orang yang menempuh jalan.
seperti orang yang menyetir mobil, dia berteori dengan mobil yang di jalankan, bagaimana rodanya yang bagus, setirannya yang baik, dll tapi dia belum pernah menaiki mobil sama sejali. ada orang yang cuma berteori, dia berteori soal sareat dan hakekat, membahasnya siang malam, tapi tak menjalankannya, itu orang yang tak pernah menanam, jangankan panen. menanam saja tak pernah.
ada orang yang membahas teori sareat dan teori hakikat mengetahui semua macam nama benda dan perbuatannya, di pahami semua, juga dia menjalankan satu persatu, orang begini namanya orang itu menanam dengan mengetahui semua cara merawat tanaman bahkan tau semua nama hama pengganggu tanaman, dan tau solusinya, tau semua cara menanam dan bagaimana seharusnya, tapi juga dia menanamnya, itu seperti orang yang menanam sendiri, di ladangnya sendiri, merawatnya dan memanennya. orang seperti ini biasanya akan panen, walau panennya lama kadang sampai umur 70 tahun baru panen dari tanaman amaliyah yang di tanamnya.
dan ada orang yang memilih tau sedikir hukum sebatas yang di perlukan saja, juga tau soal tasawuf sekedarnya saja, orang ini lebih memilih menjalankan tak membahas teorinya, dan selalu menjakankan dengan tekun, tanpa harus paham apa maksudnya, di awal mula yakin dengan didikan guru, lalu kemudian berserah pada pengarahan Allah, karena hanya Allah yang bisa mengarahkan dan meletakkan landasan takdir, orang beginu di namakan orang thoreqoh, orang yang menempuh jalan, bukan berteori bagaimana berjalan, juga bukan sedang membahas bagaimana jalan di buat atau di lewati, tapi dia sedang berjalan di atas jalan. kesasar bisa jadi, karena memang dia tak tau kompas, dan gurunya yang menunjukkan arah, bukan gurunya pintar, cuma gurunya pernah menempuh jalan yang sama, dan orang ini paling cepat sampai tujuan, karena tak banyak bicara memperdebatkan teori dan pembahasan. tapi langsung praktek dan kepahaman di ketahui sambil jalan. sebab mengerti dan paham itu ada saatnya, ada kapasitasnya.
ada iman, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan, keteguhan, suasana hati dan segala macam aspek yang berhubungan keyakinan, semua berhubungan dengan batin seseorang, ruhani seseorang, hal ihwal keilmuan di dalamnya di namakan ilmu tasawuf, ilmu yang membentuk suasan hati ruhani, bagaimana teori membersihkan ruhani dari sifat tercela, dan mengganti dengan sifat terpuji.
menjalankan keduanya dalam bersamaan antara islam dan iman, atau sareat hakekat, di namakan ihsan, atau orang yang memperbagus ibadahnya, selalu berharap ibadahnya lebih berkuwalitas dan benar, menjalankan ihsan itu di namakan thoreqoh, tarekat, orang yang menjalankan tarekat di sebut salik, atau orang yang menempuh jalan.
seperti orang yang menyetir mobil, dia berteori dengan mobil yang di jalankan, bagaimana rodanya yang bagus, setirannya yang baik, dll tapi dia belum pernah menaiki mobil sama sejali. ada orang yang cuma berteori, dia berteori soal sareat dan hakekat, membahasnya siang malam, tapi tak menjalankannya, itu orang yang tak pernah menanam, jangankan panen. menanam saja tak pernah.
ada orang yang membahas teori sareat dan teori hakikat mengetahui semua macam nama benda dan perbuatannya, di pahami semua, juga dia menjalankan satu persatu, orang begini namanya orang itu menanam dengan mengetahui semua cara merawat tanaman bahkan tau semua nama hama pengganggu tanaman, dan tau solusinya, tau semua cara menanam dan bagaimana seharusnya, tapi juga dia menanamnya, itu seperti orang yang menanam sendiri, di ladangnya sendiri, merawatnya dan memanennya. orang seperti ini biasanya akan panen, walau panennya lama kadang sampai umur 70 tahun baru panen dari tanaman amaliyah yang di tanamnya.
dan ada orang yang memilih tau sedikir hukum sebatas yang di perlukan saja, juga tau soal tasawuf sekedarnya saja, orang ini lebih memilih menjalankan tak membahas teorinya, dan selalu menjakankan dengan tekun, tanpa harus paham apa maksudnya, di awal mula yakin dengan didikan guru, lalu kemudian berserah pada pengarahan Allah, karena hanya Allah yang bisa mengarahkan dan meletakkan landasan takdir, orang beginu di namakan orang thoreqoh, orang yang menempuh jalan, bukan berteori bagaimana berjalan, juga bukan sedang membahas bagaimana jalan di buat atau di lewati, tapi dia sedang berjalan di atas jalan. kesasar bisa jadi, karena memang dia tak tau kompas, dan gurunya yang menunjukkan arah, bukan gurunya pintar, cuma gurunya pernah menempuh jalan yang sama, dan orang ini paling cepat sampai tujuan, karena tak banyak bicara memperdebatkan teori dan pembahasan. tapi langsung praktek dan kepahaman di ketahui sambil jalan. sebab mengerti dan paham itu ada saatnya, ada kapasitasnya.